Foto : Saat Pelaporan Wartawan ke Polres Lebak Diduga oleh dua Preman
Lebak – Awak media online di Kecamatan Muncang, usai melakukan tugas jurnalistik di todong Pistol dan Pisau belati oleh dua orang oknum preman. Awal mula permaslahan dua oknum preman pengendara roda dua tersebut yang posisinnya berada terlalu di tengah-tengah jalan diduga tak terima dikelakson oleh awak media online sekitar pukul 20.10 WIB, Tempat Kejadian Perkara(TKP) di Kampung Guha RT 003 / RW 003, Desa Ciminyak, Kecamatan Muncang, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. pada Rabu (14/8/2024).
Tak terima dikelakson dua orang oknum yang mengaku Jawara/Preman Inisial SL dan AS warga asal Kampung Cikoneng, Desa Maraya, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak-Banten, todongkan pistol dan pisau belati kepada awak media online yang sedang melintas hendak pulang usai melakukan tugas jurnalistik.
Awak media online tersebut yang beinisil AM warga asal Kampung Cibunar, Desa Cikarang, Kecamatan Muncang, yang mana awak media tersebut yang kebetulan sedang melitas hendak pulang ke rumah sekitar pukul 20.10 WIB, pada Rabu malam Kamis 14 Agustus 2024. Awak media online ketika dipertengah perjalanan awak media di perkiraan di kecepatan 20-30 kilo perjam, hendak menabrak dua oknum Jawara/Preman pengendara bermotor, diakibatkan dua oknum Jawara/Preman pengendara bermotor tersebut diduga berada posisinya terlalu di tengah badan jalan, hingga, bisa dikatakan mengahalangi pengendara lain yang melintas.
Berdasarkan data dan fakta yang didapat oleh awak media dari seorang wartawan inisial AM yang diduga sebagai korban mengatakan,
“Ketika saya hedak pulang seusai melakuka tugas jurnalistik di Kecamatan Muncang, hendak pulang menuju rumah ke kampung Cibunar, Desa Cikarang, Kecamatan Muncang, saya dipertengahan jalan hampir menabrak dua pengendara bermotor, yang posisinya satu arah dengan saya yang hendak menuju ke arah Desa Cikarang, dikarenakan posisi dua pengendara bermotor tersebut berada terlalu di tengah jalan, dua kendaran tersebut, berjenis RXking dan KLX, posisi jalan tersebut agak menanjak lokasi awal perselisihan sebelum jalan simapang Laban, Desa Ciminyak, sehingga menghalangi jalan perlintasan saya,” ungkapnya.
Setelah itu saya pun menyalakan kelakson agak panjang sambil saya melewati dua mengendara bermotor tersebut, setelah itu, saya pun memacu kendaraan seperti biasa di kecepatan 20-30 kilo perjam. Dan tidak lama kemudian dua pengendara motor tersebut mengejar saya, satu pengendara motor berada di posisi di depan dan yang satu lagi berada di posisi kiri saya.
Setelah itu, salah satu pengendra bermotor yang berada di sebalah kiri saya sambil berjalan mengatakan, maksudnya apa dan kenapa, dan saya pun menjawab “enggak kang coba bawa motor’nya jangan terlalu di tengah jalan, soalnya bisa mengganggu dan menghalangi pengendara lain yang melintas, tegasnya.
“Masih AM, lalu setelah itu dua pengendara bermotor tersebut memacu kedaraannya dengan kencang dan terlihat ugal-ugalan. Saya pun melanjutkan mengikuti mereka, setelah itu ketika sampai di SDN 2 Ciminyak saya berusaha melewati mereka, sesampainya berada di kampung Guha tepatnya di depan bengkel motor saudara HR, saya berhenti dan dua orang pengedara motor tersebut pun ikut berhenti.”
Setelah itu saya mengatakan kepada mereka “bagaimana kang, maksud saya berhenti itu, saya ingin mengatakan, “jika saya salah saya hendak meminta maaf, akan tetapi saya tidak diberi kesempatan bicara oleh salah satu pengendraa yang mengedarai motor jenis KLX yang berinisial AS.
AS pun langsung emosi dan arogan hingga dia mengabill satu buah pistol di pinggang’nya dan langsung menokang dan menodongkan pistol’nya ke arah wajah saya, dengan jarak dekat sekitar 20 Cm, sambil mengatakan, “Naen sia Ajing maksudna ngalunjak bae sia ka aing, bisi di bedil ku aing, (apa maksudnya lu ngelunjak saja ke gua, apa lu mau gua tembak lu) dengan nada yang sangat tinggi, ucapnya AM menceritakan perkataan salah satu oknum Jawara/Preman.
Pengendara yang satu’nya inisial SL yang mengendarai motor jenis RXking mengatakan dengan nada yang tinggi, “heh Anjing, sia teu nyaho ka aing, aing tea Jawara, kabeh geh jalema nyaho ka aing tea Jawara, aing geh nyaho sia tea si Ambon wartawan, (hey Anjing lu gak tau ke gue, bahwa gue itu Preman, semua orang juga tahu ke gue bahwa gue Preman), ia sambil menodongkan pisau belati’nya kedepan wajah saya dengan jarak diperkirakan sekitar 20 Cm, ujarnya.
“Saya sendiri tidak sedikit pun melakukan perlawanan kepada mereka, walaupun kera baju saya di tarik-tarik oleh oknum Jawara/Preman yang beinisial AS.
hanya saja, saya hanya berusaha ingin merekam video kejadian tersebut, akan tetapi, saya terus di acam akan di tembak oleh oknum Jawara/Preman inisal AS, sambil sejata api tersebut di todongkan ke wajah saya lagi- lagi dengan jarak yang sangat dekat, dan sambil mengatakan kepada saya, “heh hapus Anjing video’nya kalau enggak gue tembak lu, ucapan tersebut dengan nada yang tinggi dan keras, hingga sebagian para warga pun berhabuaran keluar rumah.
Tidak lama kemudian, datanglah saudara HR dan TT warga Kampung Guha, saudara HR dan TT bertujuan ingin mererai perselisihan antara saya dan dua orang oknum yang diduga mengaku Jawara/Preman, dan sebagian warga Kampung Guha pun banyak menyaksikan kejadian tersebut, akan tetapi parawarga tidak berani mendekat. Saudara HR dan TT tersebut kebetulan meraka itu masih rekan media di salah satu forum wartwan di Lebak.
Sementara Dede Suhardi Ketua Organisasi masyarakat Gerakan Persatuan Nasional (Ormas GPN) 08 DPC Lebak, angkat bicara,
“Saya menekankan kepada Aparat Penegak Hukum (APH) Polres Lebak dan Polda Banten, segera menindak laporan yang diduga korban, yang sudah di laporakan kepada Polres Lebak-Polda Banten, priahal adanya dua oknum yang mengaku Jawara/Preman tersebut yang telah terjadi penodongan sampai kepada wartawan. Dan kami dari Gerakan Persatun Nasional (GPN) 08 akan mengawal kasus tersebut sampai tuntas, dan kami berharap besar kepada Aparat Penegak Hukum (APH) Polres Lebak l-Polda Banten segera bertindak sebelum banyak korban,” tegasnya Dede Suhardi Ketua ormas GPN DPC Lebak. (*Red)