Foto : Puskesmas Cisimeut/dok ist
Lebak – Menanggapi beredarnya pemberitaan bahwa warga Baduy tepatnya warga Kampung Cisadane, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten meninggal dunia diduga akibat gigitan ular, yang mana bahwa pasien disebut terindikasi telat dalam penanganan juga dalam narasi berita itu menyebut bahwa di Puskesmas tidak tersedia Serum Bisa Ular (SABU), hal itupun dibantah oleh Kepala Puskesmas Cisimeut Dede Herdiansyah, S.Kep., Ners, kepada awak media, Sabtu (8/3/2026).
Dede menerangkan bahwa pasien berinisial SI warga Baduy yang diduga digigit ular hingga akhirnya meninggal dunia tidak dibawa ke Puskesmas Cisimeut terlebih dahulu melainkan langsung di bawa ke Rumah Sakit Umum Banten (RSUB). Pihaknya juga mengatakan bahwa di Puskesmas Cisimeut juga tersedia Serum Bisa Ular (SABU).
“Setelah kami cari informasi ke petugas atau yang piket di Puskesmas pada hari Senin, Selasa, Rabu dan Kamis tidak ada pasien warga Baduy Kampung Cisadane yang dibawa atau mau dirawat ke Puskesmas Cisimeut. Selain ke petugas yang piket, kami juga cari informasi kepada warga Baduy yang dekat dengan keluarga Korban gigitan ular itu, dan memang sesuai informasi yang disampaikan oleh warga Baduy pasien tersebut tidak dibawa ke Puskesmas melainkan langsung dibawa ke RSUB oleh warga tersebut. Jadi bisa dipastikan bahwa pasien tersebut tidak dibawa ke Puskesmas dan stok SABU yang ada di Puskesmas Cisimeut tersedia sebanyak 3 vial,”kata Kepala Puskesmas Cisimeut Dede.
Kata Dede pihaknya mendapat informasi tersebut langsung dari warga Baduy yang memang kebetulan mengurus korban gigitan ular tersebut.
“Kebetulan yang kami hubungi itu pak Enip warga Baduy yang bertetanggaan dengan korban, dan beliau pun (Pak Enip-red) yang kebetulan di pinta tolong oleh keluarga korban gigitan ular, jadi pak Enip tahu persis kronologi awalnya, dan kenapa tidak di bawa ke Puskesmas terlebih dahulu, karena kata pak Enip keluarga korban ingin langsung di bawa ke RSUB,”terang Dede.
Kata Dede menegaskan, pihak Puskesmas akan selalu siap melayani warga masyarakat siapapun yang datang ke Puskesmas Cisimeut dengan baik dan maksimal.
“Dalam keadaan apapun atau kondisi bagaimana pun i. allah kami selalu siap melayani warga masyarakat dengan baik dan maksimal sesuai dengan SOP dan aturan yang berlaku,”katanya.
Sementara itu, dihubungi via tlphone whatsappnya Enip warga Kampung Pamoean, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak Banten biasa disebut Relawan Baduy itu membenarkan bahwa pihak keluarga korban gigitan ular yang meminta korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Banten (RSUB).
“Saya berkata jujur pak apa adanya (menyebut wartawan-red) bahwa waktu itu pada hari Senin saya diminta tolong oleh keluarga korban untuk mengantar korban ke RSUB,”kata Enip.
Enip menceritakan keronologi awal warga berinisal TI saat itu sedang bekerja di perkebunan milik orang lain pada hari Senin tanggal 3 Maret 2025 kemudian digigit ular sekitar pukul 13. 00 Wib. Kemudian setelah itu korban itu dibawa ke Kampung.
Kemudian korban gigitan ular atau TI itu tidak sadarkan diri, sampai pada malam Rabu sekira pukul 23.00 Wib, kelurga korban telephone kepada saya pak Enip bisa menolong tidak.
“Nah, kalau saya biasanya kan jika bawa pasien itu misalnya mau ke bagian Poli, mau ke RSUD Adjidarmo, biasanya terlebih dahulu saya bawa ke Puskesmas terdekat setidaknya ada konfirmasi ke Puskesmas, namun mungkin karena keluarga korban panik tidak mau dibawa ke Puskesmas dan langsung di bawa ke RSUB,”ujar Enip.
Lanjut Enip karena paisen juga saat itu tidak sadarkan diri dan buru-buru ingin segera di tangani ia pun menggunakan jalur cepat menurutnya yaitu lewat Jalan Gunung Kencana malam itu.
Kata Enip memang keluarga pasien yang tidak mau dibawa ke Puskesmas.” Kalau saya kan misalnya mau di Puskesmas Cirinten atau di Puskesmas Cisimeut ke, saya pengennya ditangani dulu sama Puskesmas biar ada penanganan langsung, mau infursan ke mau apa ke setidaknya ditangani dulu supaya di jalan tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan biasanya saya begitu. Karena saat itu keinginan pihak keluarga korban dan mungkin kondisi panik juga ya saya hanya mengikuti apa yang di inginkan keluarga korban,”terang Enip.
Kemudian pada hari Rabu akhirnya setelah tiba di RSUB dan telah mendapatkan penanganan serta di sempat juga di masukan ke ruang ICU akhirnya pasien bernasib lain atau meninggal dunia.
“Ketika pasien meninggal dunia, saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi namun saya sudah berupaya maksimal untuk membantu keluarga korban. Saya juga gak mikir bahwa ini bakal muncul di media dan akan ramai tapi kok seolah atau tereksan menyalahkan Puskesmas gitu, saya sama sekali tidak pernah menyalahkan Puskesmas. Karena saya sering bawa pasien ke RS dan tertolong mungkin keluarga korban mendengar seperti itu akhirnya ingin langsung di bawa ke RS,”kata Enip.
Lanjut Enip korban gigitan ular meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Banten setelah ditangani maksimal oleh RS dan dibawa ke ruang ke ICU.
“Saya juga bingung kok terkesan Puskesmas yang disalahkan. Terkecuali misalnya saya yang disalahkan silahkan tidak apa-apa. Misalnya, Enip salah ketika menolong orang misalnya kenapa tidak melalui Puskesmas dulu silahkan gak apa-apa kalau mau disalahkan, tapi kalau menyalahkan orang lain yang tidak tahu menahu itu yang membuat saya bingung,” katanya.
Kata Enip pihaknya mengaku sering mengurusi warga atau pasien ketika dirinya diminta tolong oleh masyarakat. Karena kata ia, perlu di maklumi dan diktehuai tidak semua warga mengetahui secara administrasinya untuk mengurus ke Puskesmas ataupun ke Rumah Sakit (RS).
“Saya sudah sering membawa pasien misalnya ke Puskesmas untuk meminta rujukan ada yang meminta tolong ke saya, karena warga Baduy juga harus di pahami karena tidak jauh memahami administrasinya dan secara medis itu seperti apa, jadi saya sudah sering mau siang mau malem menolong orang, tapi mengenai pasien atas inisal SI yang digigit ular hari Senin kemudian hari Selasa di bawa pulang Kampung kemudian malam Rabu nya jam 11 malam telephone saya harus di bawa ke RS dan saya siap, ini gak ada kaitannya sama Puskesmas pak. Jadi itulah kejadian sebenarnya, karena saya bukan kata orang lain melainkan saya yang alami mulai dari awal saya bawa korban ke RS sampai pulangnya pun saya yang mendampingi, dan korban meninggalnya kurang lebih sekitar jam 11 lewat 16 menit siang,”ungkapnya. (*Ar)