Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melakukan penataan sebanyak 91 titik destinasi wisata yang tersebar di 7 kabupaten/ kota pada tahun 2022 dari total 1.088 destinasi wisata. Penataan ini akan terus berlanjut pada tahun berikutnya di tahun 2023.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten Al Hamidi mengungkapkan, untuk melakukan penataan tersebut, pihaknya sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp19 miliar dari APBD Provinsi Banten TA 2022.
“Sekarang baru sekitar 600 titik destinasi wisata yang sudah ditata. Tahun ini kita targetkan penataan 54 titik destinasi wisata sesuai anggaran yang ada,” ujarnya, Kamis (26/1/2023).
‘Tentu saja destinasi wisata di Provinsi Banten tidak bisa dibanding-bandingkan dengan daerah lain, karena faktor kearifan lokal. Misalnya, di kita kan gak bisa seperti di Bali, Bandung, dan Yogyakarta, karena kita memiliki karakter sendiri” tambah Al Hamidi.
Meski begitu, kata dia, pihaknya saat ini berfokus untuk melakukan pengembangan. Mulai dari penataan destinasi wisata hingga pengembangan SDM atau sumber daya manusia, meliputi sertifikasi para pelaku wisata, maupun masyarakat sekitar objek wisata itu sendiri.
Hal lainnya yang dilakukan untuk mengejar target kunjungan wisatawan itu, kata Al Hamidi di antaranya adalah pengembangan ekonomi kreatif, pengembangan industri pariwisata dan promosi.
Lebih jauh Al Hamidi mengatakan strategi yang dilakukan pihaknya untuk target kunjungan wisatawan tersebut adalah dengan membidik warga lokal Banten, wisatawan nusantara dan mancanegara. Menurutnya jika 10 persen saja warga Banten yang berjumlah 12 juta berwisata di daerah Banten sendiri dalam setiap minggunya, maka target kunjungan wisatawan akan tercapai, apalagi ditambah wisatawan nusantara dan mancanegara.
“Dan tujuan akhirnya berupa perekonomian yang tumbuh dan kemajuan daerah akan terwujud,” imbuhnya.
Dikatakan, sejauh ini kunjungan wisatawan dari luar daerah sudah menunjukkan tren positif. Wisatawan luar daerah asal Jawa Barat dan DKI Jakarta mendominasi kunjungan wisatawan ke Banten selama ini.
Terkait permasalahan yang masih menjadi kendala dalam pengembangan pariwisata di Banten, menurut Al Hamidi, adalah masalah kesadaran pariwisata dari para pelaku wisata dan masyarakat di sekitar destinasi wisata.
“Kita sudah lakukan pembinaan sampai ke masalah kebersihan, tapi itu butuh waktu yang lama walau sekarang juga Alhamdulillah sudah bisa kita lihat dampaknya,” katanya.
Menurutnya, pembinaan dimaksud setidaknya sudah menunjukkan hasil seperti di kawasan wisata pantai diantaranya Anyer (Kabupaten Serang), serta Carita dan Labuan (Kabupaten Pandeglang), selain itu, cilograng, sawarna, ciboleger, cibareno, cikoncang (kabupaten lebak), kranggan (kota tangerang selatan), situ gede (kota tangerang) hingga kawasan wisata religi Banten Lama di Kota Serang.
(*Mam&Red)