Lebak – Banten, Sebuah jembatan bambu sederhana yang terletak di Desa Mekarmanik, Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak, kini telah rapuh, jembatan yang merupakan satu – satunya akses penyebrangan bagi warga masyarakat Desa Kadurahayu dan Desa Mekarmanik, Senin (5/5/2025).
Sebelumnya, jembatan bambu ini merupakan jembatan besi yang telah roboh dan rusak parah setelah diterjang banjir beberapa waktu lalu.
Jembatan bambu ini sendiri dibuat dengan cara gotong royong oleh warga masyarakat, untuk sementara menunggu pembangunan dari pemerintah daerah.
Kondisi jembatan bambu tersebut sangat memprihatinkan, lantai yang mulai lapuk, tiang penyangga yang ringkih, serta tanah tebing yang labil dan terus bergeser, membuat jembatan ini rawan roboh sewaktu-waktu.
Menurut warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekhawatirannya.
“Setiap hari anak saya lewat sini buat sekolah, saya selalu was – was, Kami seperti ditinggalkan. Apa harus ada korban dulu baru pemerintah datang?” keluhnya dengan nada kecewa.
Kepala Desa Mekar Manik, Aliyudin, turut angkat bicara terkait kondisi tersebut. Ia menyatakan bahwa pihak desa tidak mampu membangun jembatan permanen hanya dengan mengandalkan Dana Desa (DD) ataupun Alokasi Dana Desa (ADD).
“Tanah di sekitar jembatan ini sangat labil dan mudah bergeser, diperlukan konstruksi yang kuat dan tentunya anggaran yang sangat besar. Itu di luar kemampuan kami kalau hanya mengandalkan DD atau ADD,” ujar Aliyudin.
Ia berharap adanya perhatian serius dari pemerintah kabupaten, provinsi, bahkan pusat.
“Kami sangat berharap proyek ini masuk dalam skala prioritas, karena menyangkut keselamatan dan kebutuhan hidup banyak warga. Semoga Pemerintah daerah maupun pusat dapat meninjau langsung ke lokasi kami, guna melakukan perbaikan terhadap jembatan bambu ini,” tambahnya.
Warga Desa Mekarmanik pun terus bertaruh nyawa setiap melintasi jembatan darurat yang semestinya sudah lama digantikan dengan konstruksi yang layak dan aman. (*/Red)