Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa saat ini tengah ramai diperbincangkan pada bursa Calon Presiden tahun 2024. Pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem yang dihelat pada Juni 2022 lalu, Jenderal Andika menjadi salah satu kandidat Capres yang akan diusung oleh partai yang dipimpin oleh Surya Paloh tersebut.
Dukungan yang begitu besar dari masyarakat kepada Jenderal Andika tidak lahir dari ruang kosong. Masuknya nama Andika Perkasa sebagai salah satu Capres memiliki alasan yang logis. Sejumlah pengamat politik bahkan menilai mantan KSAD itu sebagai pemimpin yang mampu menjawab tantangan nasional dan juga global.
Sejak resmi menjabat sebagai Panglima TNI, Jenderal Andika dikenal sebagai Jenderal visioner, inovatif dan juga humanis. Salah satu kebijakannya yang paling impresif dan humanis adalah ketika dirinya mempersilakan anak keturunan PKI dapat mengikuti seleksi calon prajurit TNI.
Bagi Jenderal Andika Perkasa, semua warga negara Indonesia berhak mendapatkan perlakuan yang sama. Tidak boleh ada pengecualian atau diskriminasi yang didasari Suku, Agama, Ras atau Antar Golongan (SARA).
Sosok Jenderal Andika juga dinilai sebagai figur bangsa yang tepat dan mumpuni dalam mengayomi berbagai elemen masyarakat.
Dalam berbagai survei, mantan KSAD itu mulai menyaingi hasil survei Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.
Bahkan tidak sedikit pengamat yang mengaku optimis–bahwa dalam beberapa bulan ke depan–elektabilitas Jenderal yang akan memasuki masa pensiun pada bulan Desember 2022 itu akan terus merangkak naik.
Prediksi menanjaknya elektabilitas Panglima TNI Andika Perkasa tentu miliki sebab. Khusus di mata Milenial atau anak muda, Jenderal Andika dianggap sebagai pemimpin yang bersih dan berintegritas. Soal rekam jejaknya sebagai militer juga terbilang sangat mulus dan jauh dari persoalan hukum.
Dalam segi komunikasi publik, Jenderal Andika menjadi satu-satunya sosok Capres yang mampu berkomunikasi dengan bahasa dan selera milenial. Hal itu terbukti dari jutaan follower aktif yang memberi komentar dan juga like pada setiap postingan di akun-akun media sosial yang dimilikinya.
Berangkat dari hal itu penulis berkeyakinan mengapa Jenderal Andika begitu digandrungi oleh kaum milenial. Selain gagah secara perawakan, kecerdasan, wibawa dan ketegasannya selama berkarier di TNI menjadikan dirinya begitu dikagumi dan disegani masyarakat. Tipikal pemimpin tangguh seperti inilah yang sangat diharapkan oleh bangsa dan negara.
Penulis berharap, dalam Pilpres 2024 nanti, tidak lagi terjadi partisi-partisi antar pendukung Paslon sebagaimana yang dipertontonkan dalam Pilpres 2019. Kita ingat dan juga trauma dengan stereotipe cebong dan kadrun. Dua istilah negatif itulah yang akhirnya memicu polarisasi sosial yang sangat merugikan kita semua.
Selain itu, penulis juga berharap menjelang tahun politik 2024, kita semua dapat bekerjasama dalam menjaga persatuan dan kesatuan. Kita tidak lagi terjebak dalam kubangan politik identitas dan polarisasi sosial dan politik. Karena kita sadar, perseteruan antar pendukung capres baik di media sosial maupun di dunia nyata, telah merusak persaudaraan kita sebagai anak bangsa.
(*Red)