Foto : Kepala Bidang (Kabid) Pemeliharaan Jalan dan Jembatan PUPR Kabupaten Lebak Hamdan. Dok : (geogel/Internet))).
Lebak – Merespon cepat adanya kekhawtiran masyarakat di Kampung Kaungkembang, Desa Nayagati, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, yang mengeluhkan jalan penghubung antar dua desa karena akan ambruk.
Pemerintah Kabupaten Lebak melalui Dinas PUPR Lebak bagian Kepala Bidang (Kabid) Pemeliharaan Jalan dan Jembatan PUPR Kabupaten Lebak Hamdan memastikan jembatan penghubung antar dua desa tersebut akan segera dibangun dalam waktu dekat di tahun 2025 ini.
“Untuk jembatan tersebut masih proses lelang. InsyaAllah di Bulan Agustus kita sudah bisa mulai merealisasikan perbaikan. Kita Pastikan Tahun 2025 ini realisasi,”kata Hamdan pada Jurnalklik.com, Senin 28 Juli 2025.
Kata Hamdan untuk anggaran perbaikan Jembatan tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Lebak Tahun 2025.
Pihaknya berharap masyarakat tidak perlu lagi kahwatir. Ia berharap, masyarakat serta seluruh elemen bersama-sama mendukung realisasi pembangunan tersebut agar berjalan dengan lancar dan baik.
“Saya berharap kita dapat sama-sama, baik dari masyarakat maupun elemen lembaga kontrol lainnya untuk mendukung berjalannya pembangunan Jembatan kedepan agar berjalan dengan baik dan lancar. Intinya, sama-sama melakukan kontrol dalam membangun ke arah yang lebih baik,”harapnya.
Hamdan juga mengatakan bahwa Pemerintah Daerah tidak mungkin mengabaikan aspirasi masyarakat khususnya di Bidang Infrastuktur, meskipun pada faktanya anggaran APBD terbatas.
Untuk pembangunan jalan, kata Hamdan, menjadi skala perioritas bagi pemerintah. Namun, tadi itu, keterbatasan anggaran yang mana tidak mungkin Pemerintah dapat sekaligus membangun secara serentak.
“Semua ada tahapan dan prosesnya. Tapi bicara sekala perioritas, semua menjadi perioritas oleh pemerintah. Kami juga sama ingin Jalan dan Jembatan di Kabupaten Lebak semuanya bagus dan baik. Sehingga dapat mendukung dalam segala sektor khususnya untuk kesejahteraan masyarakat,”katanya.
Ketika ditanya berapa besar anggaran yang akan digelontorkan untuk perbaikan Jembatan tersebut, Hamdan belum menjawab.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah warga mengaku khawatir dengan kondisi Jembatan penghubung yang nyari Ambruk. Namun, tidak ada pilihan bagi warga untuk melintasi jembatan tersebut lantaran Jembatan itu adalah salasatu akses penghubung antar dua desa dan akses menuju pelayanan kesehatan.
Warga Banyak yang mengeluh mengaku khawatir dengan kondisi jembatan yang rapuh tersebut akan menimbulkan korban kecelaan dan bahkan korban jiwa.
“Ntah, siapa yang punya tanggung jawab. Seharusnya pemegang anggaran hasil dari keringat rakyat dapat di rasakan kembali oleh rakyat. Kami masyarakat tidak meminta lebih, hanya ingin akses yang memadai untuk kehidupan kami,”ungkap seorang warga yang sedang melintas yang enggan disebutkan namanya. Jurnalklik.com Edisi Minggu 27 Juli 2025.
Satu Tahun lebih ribuan warga yang silih berganti melakukan aktivitas kehidupannya, namun ketika akan melintasi jembatan tersebut terpaksa harus menerima keresehan, gelisah dan penuh kekhawatiran takut mengalami kecelakaan.
“Jembatan ini adalah penghubung utama menuju pasar, sekolah, kebun, dan layanan kesehatan. Namun yang warga terima dari pemerintah selama ini hanyalah janji kosong dan pengukuran tanpa pembangunan,”kata warga.
“Sudah berkali-kali petugas datang membawa alat ukur, foto-foto, tanya-tanya. Tapi setelah itu, hilang. Tidak ada alat berat datang, tidak ada material, tidak ada progres. Pak Bupati Hasbi kami ini rakyatmu tolong perhatikan kami dengan adil,”ungkap Samad, warga RT 02 mengungkapkan kekesalan yang terus dipenuhi janji manis tanpa realita.
Kata Samad, saat musim hujan, jembatan tersebut licin dan berisiko ambrol. Warga, termasuk anak-anak sekolah dan lansia, mempertaruhkan nyawanya setiap kali harus melintasinya.
“Sampai kapan kami harus terus mengalami keresahan ini, apa harus sampa ada korban jiwa baru dianggap darurat,”tegas Samad. (*Aji/ Red)