Kuntowijoyo merupakan salah satu cendekiawan besar Indonesia yang tak hanya berperan di dunia sastra, tetapi juga memberikan sumbangan pemikiran mendalam terhadap perkembangan ilmu sosial dan kesadaran umat Islam. Lahir pada tahun 1943 di Bantul, Yogyakarta, perjalanan hidup Kuntowijoyo dipenuhi dengan pencarian makna atas hubungan antara agama, ilmu pengetahuan, dan realitas sosial. Dengan latar belakang pendidikan sejarah dan pengalaman hidup yang penuh dinamika, ia mengembangkan gagasan yang tetap relevan hingga hari ini.
Dalam pengamatannya, Kuntowijoyo melihat bahwa kesadaran sosial umat Islam Indonesia berkembang melalui beberapa tahapan penting. Awalnya, umat Islam berada pada tahap “kesadaran normatif”, yaitu berpegang pada nilai-nilai agama tanpa mengaitkannya secara kritis dengan realitas sosial. Selanjutnya, muncul “kesadaran ideologis”, di mana umat Islam mulai
memformulasikan ajaran agama dalam bentuk gerakan sosial-politik. Tahap terakhir yang ia gagas adalah “kesadaran historis”, yakni kesadaran umat Islam untuk memahami realitas sosial secara ilmiah dan kontekstual, bukan hanya sebagai dogma, tetapi sebagai inspirasi untuk perubahan nyata.
Sebagai seorang cendekiawan, misi Kuntowijoyo bukan hanya untuk mengkritisi keadaan, melainkan membimbing umat agar mampu berpikir secara objektif dan bertindak berdasarkan analisis sosial yang ilmiah. Ia mendorong lahirnya cendekiawan yang tidak hanya fasih berteori, tetapi juga mampu “membumi” dengan memberikan solusi konkret atas persoalan sosial umat. Baginya, tugas intelektual adalah menjadi jembatan antara nilai-nilai ideal dan realitas empiris,
dengan pendekatan kritis dan visioner.
Salah satu kontribusi terpenting Kuntowijoyo adalah konsep ilmu sosial profetik. Berbeda dari ilmu sosial Barat yang cenderung positivistik dan bebas nilai, ilmu sosial profetik yang ia gagas
menggabungkan dimensi ilmiah dengan misi kenabian: membangun humanisasi, liberasi, dan transendensi. Ilmu sosial profetik berfungsi bukan hanya untuk memahami dunia, tetapi untuk mengubahnya menuju keadilan dan kebaikan. Ini menjadi tawaran segar bagi dunia ilmu sosial di Indonesia, sebuah pendekatan yang berakar pada nilai-nilai ketuhanan dan keberpihakan terhadap kaum tertindas.
Melalui pemikirannya, Kuntowijoyo mengajak kita untuk tidak puas hanya dengan memahami dunia, tetapi mendorong kita untuk memperbaikinya dengan ilmu, iman, dan aksi nyata. Pemikiran ini semakin penting di tengah dinamika sosial-keagamaan Indonesia yang membutuhkan pendekatan yang kritis, solutif, sekaligus bermoral.
Penulis :
1. Enjelica (Mahasiswa)
2. Angga Rosidin (Dosen Pembimbing)
3. Zakaria Habib Al-Ra’zie (Kaprodi)
(Program Studi Administrasi Negara Universitas Pamulang Kampus Serang)