Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak. Dok Jurnalklik.com.
JURNALKLIK.COM – Menindaklanjuti informasi adanya keluhan dan protes dari Keluarga Korban yakni Adi kakek seorang bayi yang telah meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit yaitu warga Kampung Babakan Waru, Desa Cisimeut Raya, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten karena diduga tidak diberikan tindakan atau pelayanan awal yang serius.Peristiwa itupun di soroti serius oleh sejumlah Relawan.
Peristiwa itu direspon oleh Plt. Kepala Dinas Endang Komarudin, Minggu 14 September 2025.
Menurut Endang, informasi yang ia dapat bahwa pelayanan medis yang diberikan terhadap korban/ bayi yang meninggal dunia itu sudah sesuai standar.
“Berdasarkan informasi yang kita himpun bahwa pelayanan medis sudah sesuai standar. Senin pihak Puskesmas dan Dinkes akan kunjungan ke dua ke rumah keluarga dan melakukan audiensi agar sama persepsi antara keluarga dan petugas medis,”kata Endang.
Kata Endang, pihak Puskesmas sudah melakukan SOP atau penanganan yang sesuai. Bahkan, ia mengaku pihak Puskesmas sudah menyarankan untuk dilakukan Rujuk ke Rumah Sakit, namun pihak keluarga mengatakan kepada pihak Puskesmas akan bermusyawarah terlebih dahulu.
“Menurut saya sudah, bahkan menyarankan untuk di rujuk, akan tetapi keputusan ada di keluarga yang menyampaikan akan kerumah dulu untuk berdiskusi dengan keluarga. Dan kami tidak memaksa karena keputusan ada di keluarga,”tandas Endang.
Sebelumnya diberitakan, Relawan Pembela Masyarakat (RPM) besama Relawan Sabilulungan menyayangkan buruknya pelayanan Puskesmas Cisimeut, karena diduga tidak memberikan pelayanan atau tindakan awal terhadap seorang bayi yang belum memiliki nama itu yakni warga Kampung Babakan Waru, Desa Cisimeut Raya, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, yang saat itu bayi (Korban) butuh pertolongan pertama karena kondisi dinilai sudah kritis (gawat).
Fam Fuk Tjhong Pengalisa hukum RPM atau pengurus inti menceritakan awal mula keterangan dari keluarga korban yang mengadukan kepada Relawan.
Kata Tjhong bahwa Bayi (korban) yang meninggal yang masih berumur baru dua Minggu itu, berawal mengalami gajala pernafasan. Karena, keluarga panik, pihak keluarga meminta pertolongan kepada Bidan Desa pada hari Rabu malam, tanggal 10 September.
Namun, kata Tjhong, ketika Bidan tersebut kerumah korban dan melakukan pemeriksaan, akan tetapi jawaban Bidan kepada keluarga korban bahwa apa yang di alami oleh Bayi tersebut hanyalah gejala biasa pada bayi.
“Seharusnya, ketika memang ada hal yang darurat terhadap pasien, pihak Bidan langsung membawa atau menyarankan langsung ke Puskesmas, bukan malah bicara itu adalah gejala biasa, itu yang membuat kami geram,”tegas Tjhong kepada awak media, Minggu 14 September 2025.
Lanjut Tjhong, lebih mirisnya lagi, ketika esok harinya pada Kamis 11 September 2025, ketika keluarga korban membawa ke Puskesmas Cisimeut, menurut keterangan keluarga korban bahwa pihak Puskesmas tidak memeriksa maksimal hanya sebatas pemeriksaan biasa yang dinilai serius.
“Kami sangat prihatin dan miris atas tindakan dan pelayanan Puskesmas Cisimeut. Meskipun memang urusan nyawa itu adalah kehendak tuhan, tapi setidaknya harus ada upaya serius dalam pertolongan pertama dari pihak Puskesmas,”kata Tjhong.
Atas kejadian tersebut, Tjhong akan membawa persoalan tersebut ke kantor Dinas Kesehatan Lebak, Ke Bupati Lebak dan Ke DPRD Lebak. Ia juga akan mengawal secara serius untuk menindak oknum Bidan juga mendesak agar segera mencopot Kepala Puskesmas Cisimeut.
“Kami akan kawal hingga tuntas dan kami akan mendesak secara serius untuk menjadi atensi agar dilakukan pemeriksaan etik juga pencopotan terhadap Kapus Puskesmas Cisimeut,”tagas Tjhong.
Media Jurnalklik.com mencoba berupaya melakukan konfirmasi pihak kelurga korban untuk keberimbangan dari keterangan Relawan.
Pada Minggu 14 September, media ini konfirmasi kepada Adi yaitu kakek seorang bayi yang meninggal dunia warga Kampung Baru, Desa Cisiemeut, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
Adi menceritakan awal mula kejadian berawal pada Hari Rabu malam tanggal 10.September 2025 sekira pukul 21.00 wib.
Keluarga dari Bapak Adi meminta bantuan kepada salahsatu bidan desa inisial i, setelah datang bidan desa itu kemudian dilakukan pemiksan, namun hasilnya dinyatakan oleh bidan itu tidak apa-apa, hanya pernapasan biasa seperti bayi pada umumnya.
Lalu, kata Adi, bidan tersebut mengatakan ini biasa pak, mau seperti apah pernapasan bayi, dengan terkesan memberikan pesan sinis.
Pada esok harinya, ibu korban bernama Junaeni membawa ke Puskesmas Cisimeut Raya karena melihat kondisi anak nyah yang masih bayi itu semakin parah. Namun, setelah sampai di Puskesmas Junaeni mendapat keterangan dari dokter berinisial a yang hanya memeriksa denyut nadi dan malah menganjurkan untuk di bawa ke rumah sakit.
Pihak keluarga pada saat itu sangat merasa kecewa dan menyesalkan tindakan pelayanan PKM Cisimeut yang hanya ngenjurkan ke rumah sakit tanpa melakukan tindakan pertolongan pertama kepada pasien sebagai mana mestinya.
Setelah mendapatkan anjuran untuk di rujuk ke rumah sakit, kelurga korban pun langsung membawa menuju ke rumah sakit, namun, di tengah perjalanan sekitar Posko yang masih berada di sekitar wilayah Leuwidamar keadaan bayi di rasa oleh keluarga tidak bernafas lagi dan meninggal dunia di dalam perjalanan.
“Kami sangat menyesal, sedih, campur aduk. Yang jelas kami tidak terima dengan keadaan seperti ini. Kami meminta pertolongan kepada Relawan untuk meminta keadilan atas kejadian musibah yang menima keluarga kami,”tegas keluarga korban.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Cisimeut Raya Dede Herdiansyah membenarkan adanya peristiwa tersebut.
“Dapat kami sampaikan, pada hari jumat saya menerima info tersebut dan langsung menindaklanjutinya. Betul bahwa pada hari Kamis ada pasien yang dibawa orang tuanya berobat ke Puskesmas dan diperiksa oleh dokter. Dari hasil pemeriksaan tersebut tidak ditemukan tanda-tanda kegawatadaruratan,”kata Kapus Cisimeut Raya Dede Herdiansyah kepada Jurnalklik.com, Minggu 14 September 2025.
Kata Dede pihaknya menerima info bayi tersebut meninggal dunia pada hari Jumat 12 September dan mengaku langsung menindaklanjuti mengunjungi pihak keluarga pasien.
“Saya dapat info bayi meninggal pada hari Jumat dan langsung menindaklanjuti dengan mengunjungi keluarga pasien di rumahnya,”katanya.
Lanjut Dede menjelaskan, bahwa pada saat pemeriksaan oleh dokter, ibu bayi menyampaikan 1 hari sebelumnya anaknya biru-biru, akan tetapi, pada saat dilakukan pemeriksaan oleh dokter bayi tidak ada biru-biru.
Pada saat setelah pemeriksaan dokter itu,kata ia, pihaknya juga menganjurkan untuk dirujuk ke Rumah Sakit karena pihak keluarga tidak memiliki BPJS, disitu keluarga korban mengatakan akan berunding terlebih dahulu.
“Waktu saya kunjungan ke rumah keluarganya, saya juga menanyakan kondisi bayi setelah pulang dari PKM. Dan bapaknya mengatakan kondisinya baik. Baru sekitar 2 jam setelahnya katanya anaknya nangis dan disusui tetapi bayi seperti sesak kata bapaknya,” kata Dede. (*Riki)